Rabu, 11 Maret 2015

reggae di jogja



Yogyakarta, Reggae, Dan Perkembangannya



Yogyakarta, selain dikenal sebagai kota pelajar juga dikenal sebagai kota dengan segudang musisi. Aliran music apa saja dapat ditemui di kota ini, begitu juga musisinya. Musisi dari level local sampai internasional ada di Yogyakarta. Mereka berbaur menjadi satu dalam beberapa kelompok dan aliran. Sebagian dari mereka menamakan diri dan sebagian yang lainnya tidak. Malioboro, panggung pentas seni sampai hotel berbintang menjadi ajang berkesenian mereka.
Reggae menjadi salah satu aliran music yang berkembang di Yogyakarta. “Setidaknya ada 50an band reggae dari Jogja yang sekarang masih aktif,” ujar sukris yang merupakan ketua dari Indonesia Reggae Community (IRC). Sejak tahun 90an sudah ada band reggae yang muncul di kota ini. Sampai sekarang regenerasi dari aliran/genre ini masih terus berlangsung, tidak mengenal senior junior. Mereka semua menjadi satu.
Sukris yang saya temui beberapa waktu lalu di sebuah acara reggae di sebuah kafe di Yogyakarta,mengatakan bahwa komunitas reggae di Yogyakarta sangat berkembang pesat. Dahulu reggae hanya diminati oleh para pecinta alam atau mapala, tetapi sekarang ini segala kalangan sudah dapat menerima music reggae dengan baik. Hal itu ditandai dengan banyak munculnya komunitas reggae di berbagai daerah seperti sewon, godean, jalan kaliurang, dan lain lain. Merupakan salah satu pertanda bahwa reggae dapat diterima di masyarakat Yogyakarta.
“Kita mengadakan acara reggae rutin setiap bulan,diadakan oleh komunitas IRC dan mendapat respon baik,” ujar Sukris. Acara reggae memang sering diadakan di Jogja, dari komunitas, kampus, sekolah sampai acara music sebuah brand. Setiap acara pasti mendapat respon yang baik dari masyarakat. Semakin baik respon dari masyarakat semakin menandakan bahwa reggae adalah music universal, semua orang yang tidak paham tentang reggae juga dapat menikmati reggae.
Banyak masyarakat masih menganggap negative para musisi reggae, mereka dianggap dekat dengan narkoba, hal itu terjadi karena penampilan mereka dianggap buruk oleh masyarakat. “walaupun musinya diterima,masih saja orang-orang yang nornatif masih menganggap negative musisi reggae.hanya karena penampilannya,” tutur sukris. Tetapi hal itu sudah disadari oleh para musisi reggae, mereka juga selalu bersikap baik di masyarakat untuk menghilangkan stigma itu karena reggae bukan music penikmat narkoba(dalam hal ini ganja) ini adalah music yang luas. Semakin banyak yang menikmati itu semakin baik, toh banyak musisi reggae dari Indonesia dan Yogyakarta yang sudah sampai level internasional.
link audio : https://soundcloud.com/nikolassetiaji/yogyakarta-reggae-dan-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar